Burung kiwi (Apteryx sp.)
Burung yang tidak dapat terbang ini mempunyai ukuran tubuh paling kecil di antara anggota famili Struthionidae. Bobot burung betina sekitar 3 kg, sedangkan jantannya hanya 2 kg. Ada juga yang beratnya sampai 4 kg. Tinggi tubuhnya sekitar 35-55 cm. Bulunya berwarna cokelat tua dan terlihat kasar. Paruh sangat berbeda dibandingkan kerabat nya, cukup panjang 10--20 cm. Kakinya pendek dengan telapak berjari 4 dan kuku tajam. Kuku ini digunakan untuk menghalau serangan musuhnya. Kiwi ini tidak mempunyai ekor.Si betina memproduksi 1-2 butir telur yang beratnya sekitar 500 gram atau 1/4 bobot induknya. Warna cangkangnya putih. Setelah sang betina bertelur, burung jantanlah yang bertugas mengerami telur. Burung kiwi dikatakan dewasa jika sudah berumur 5-6 tahun.
Ada 3 spesies burung kiwi yang menghuni habitatnya di North Island dan Selandia Baru: little spotted kiwi (Apteryx owenii), common brown kiwi (Apteryx australis mantelli), greater spotted kiwi (Apteryx haasti). Di tempat asalnya kiwi menghuni padang pasir, semak belukar, dan daerah pegunungan. Burung malam ini hidup dengan mengkonsumsi cacing, buah beri, semut, dan buah lain. Di lokasi penangkaran ia juga mau makan kentang rebus dan potongan kecil daging. Kebera daannya kini sepenuhnya terlindungi karena kiwi menja di satwa nasional Selandia baru.
Kasuari (Casuarius casuarius)
Burung kasuari merupakan kerabat burung unta yang mempunyai bobot tubuh terberat, bisa mencapai 85 kg. Tingginya hampir menyamai burung unta, sekitar 1,8 m — dari kaki sampai punggungmencapai 100 cm. Ciri yang paling menonjol, pada bagian kepalanya terdapat satu lembar jengger. Jengger ini tidak dimiliki oleh burung unta. Ia juga mempunyai gelambir menggantung berwarna biru dan merah tua pada leher. Gelambir ini ada yang satu pasang, ada yang dua pasang.
Kaki kasuari mempunyai tiga jari kukuh dengan cakar (kuku) yang panjangnya hingga 10 cm. Warna kaki itu hitam keabu-abuan. Kasuari mampu berlari kencang sampai kecepatan 50 km/jam dan dapat melompat setinggi 1,5 meter. Tak hanya itu, ia pun pandai berenang. Saat berenang, burung ini tidak peduli dengan bulunya yang memang tak seindah bulu burung unta. Bulunya hanya menyerupai rambut kasar yang terkulai karena tidak mempunyai ben dera bulu. Saat ia masih kecil (anakan), bulunya berwarna cokelat dan berubah jadi hitam bila ia sudah dewasa.
Di alam kasuari tersebar hanya terbatas di hutan Australia, Kepulauan Aru, dan Irian. Ia hidup dengan makan berbagai macam tumbuhan, biasanya berupa akar-akar lunak dan buah-buahan yang jatuh ke tanah. Sehari-harinya ia hidup soliter, tetapi saat musim kawin si jantan meng hampiri betinanya. Si betina lantas bertelur sebanyak 5-6 butir di dalam sarangnya yang dibuat di dalam hutan lebat. Ukuran telur rata-rata 135 mm x 90 mm dan beratnya sekitar 650 gram. Cangkangnya berwarna hijau rumput mengki lap dan akan berubah warna lebih gelap. Pejantannya lalu mengerami telur selama 49-56 hari (7 minggu).
Sewaktu menetas, anak kasuari belum mempunyai pial. Warna bulunya ketika menetas cokelat kekuningan dengan garis-garis coklat. Setelah beberapa bulan garis-garis tersebut hilang dan bulunya jadi berwarna cokelat polos. Anak-anak kasuari itu diasuh induk jantan hingga berumur sekitar satu tahun.
Rhea (Rhea americana/Pterocnemia pennata)
Dibandingkan empat kerabat burung unta lainnya, rhea lebih menyerupai burung unta, terutama dari bagian kepala dan paruhnya. Ukuran tubuhnya lebih kecil daripada burung unta. Rhea jantan dan betina hampir serupa, tapi yang jantan lebih besar ukuran tubuhnya daripada betinanya. Tingginya sampai 170 cm dan bobot 25-40 kg. Kepala, leher, kakinya berbulu agak halus. Warna utama bulunya abu-abu, bagian depan leher agak keputihan. Rentangan sayap rhea mencapai 250 cm. Kakinya berwarna abu-abu kecokelatan seperti warna tanduk, mempunyai tiga jari. Panjang telapak kaki 28-37 cm. Panjang paruh 9-12 cm.Daerah penyebaran rhea antara lain di Amerika selatan, bagian utara dan timur Brazil sampai ke Argentina utara. Di habitatnya yang berupa padang rumput/sabana, burung ini terlihat berkelompok terdiri 5-7 ekor betina dengan 1 ekor jantan. Ia termasuk herbivora yang makan rumput dan daun daunan. Pandangan mata dan pendengaran yang tajam, mem buat mereka dapat mendeteksi dari jauh apabila musuh datangnya. Ketika berlari, burung ini mengangkat sebelah sayapnya dan merendahkan sayap yang lain untuk merubah arah geraknya secara tiba-tiba. Ia mampu berlari dengan kecepatan 52 lun/jam.
Musim perberkembang biakan rhea berlangsung September—Desember. Masa reproduksi dimulai saat umurnya 2-3 tahun. Betinanya bertelur sebanyak 10-15 butir dengan jarak waktu bertelur dua hari, tapi induk ini bukan termasuk pengasuh yang baik. Bahkan ia suka bertelur di luar sarang yang terbuat dari daun-daun kering buatan pejantannya.
Ukuran telurnya 135 mm x 85 mm dengan berat 500-680 gram. Bentuknya elips berwar na kuning gading mengkilap atau kuning keemasan. Rhea jantan lalu mengumpulkan telur-telur itu ke dalam sarang. Di dalam satu sarang sering dijumpai sampai 80 butir telur. Jumlah ini merupakan telur hasil perkawinan 5-7 ekor rhea dengan seekor pejantan. Saking banyaknya telur di dalam sarang, tidak semuanya dapat dierami.
Setelah dierami 35-40 hari, telur akan menetas. Rhea jantan mengasuh dan membe sarkan anak-anaknya. Bulu anak rhea setelah menetas berwarna kuning dengan garis garis hitam pada bagian punggungnya. Setelah dua tahun warna bulunya seperti induknya.
No comments:
Post a Comment