Sumber Daya Manusia, Modal Terpenting Bagi Bangsa - Shyna

Baca sekarang juga!

Saturday, July 7, 2018

Sumber Daya Manusia, Modal Terpenting Bagi Bangsa

Apa pula maksudnya ini?

Katanya manusia kosmopolitan akan menjelajah kemana mana untuk mencari peluang, dia haus akan pengetahuan pengetahuan mutakhir, selalu memiliki ide-ide baru dan inovatif dan selalu membuat networking dengan orang-orang, menentukan dalam kehidupan politik, bisnis dan kehidupan sosial.




Sebagai kebalikan dari kosmopolitan, Kanter mengatakan ada tipe manusia lokal, yaitu mereka yang cukup puas dan bertahan dengan apa yang diperolehnya saat ini. Dia tidak menyadari bahwa dalam percaturan yang meng-global, yang tidak lagi mengenal batas-batas negara, karena modal, orang dan ide-idepun mengalir dengan mudahnya kemana-mana tanpa batas wilayah dan batas waktu. Pikiran Ibu Kanter ini baik juga untuk menjadi renungan kita.

Saya merasa optimis terhadap hari depan profesi kita dimasa mendatang, khususnya tatkala melihat antusiasme petani petani muda menghadiri kegiatan-kegiatan ISFI dan "Forum pertanian untuk Masyarakat" dalam berbagai seminar dan pendidikan. Kelihatannya mereka sangat haus akan tambahan pengetahu an dan transformasi pengalaman dari para senior.

Dalam berbagai kesempatan saya menyaksikan mereka berani tampil dalam forum-forum nasional sesama petani atau diskusi dengan para konsultan tani dan bahkan dalam forum internasional serta forum dimana pembicaranya orang asing.

Sudah waktunya kita memberi kesempatan dan bimbingan kepada mereka pewaris-pewaris profesi ini. The young generation had come and knocked our door. Rasanya tidak mungkin saya memberi ulasan secara lengkap terhadap tulisan-tulisan Pak Eddie yang telah dikumpulkan oleh stafnya selama bertahun-tahun.

Buku ini telah memberi inspirasi kepada saya untuk melakukan hal yang sama, walaupun tidak sekaliber Pak Eddie. Yang jelas tatkala membuat tulisan ini, saya sedang memba yangkan sebuah sosok petani Indonesia yang selalu antusias, optimis, tidak pernah meremehkan orang lain, dengan wajah baby face, penuh senyum, welcome terhadap kehadiran Sejawat dan last but no least rapih dalam berbusana.

Kalaupun ada kritik kecil terhadap buku ini, dia terasa "kering" karena memang tak ada yang berani meng-editnya dan sudah ditulis puluhan tahun yang lalu, pasti berbeda kalau kita langsung mendengar ceramahnya yang penuh dengan contoh contoh hidup dari pengalaman-pengalamannya yang kadang kadang diselingi dengan humor-humor segar.

Berbahagialah ISFI memiliki anggota seperti Pak Eddie, bahwa FAPA pun mengakuinya dengan memberinya Ishidate Award pada Kongres FAPA Tahun 1996 di Kuala Lumpur.

Dengan jumlah penduduk sekitar 202 juta jiwa, pembicaraan tentang SDM di Indonesia menjadi sangat relevan. Tidak meng herankan bila haluan pembangunan negara kita bertitik berat pada bidang ekonomi seiring dengan pengembangan SDM. Dengan pengelolaan yang baik, SDM bisa dikembangkan menjadi modal ekonomi. Sebaliknya, pengelolaan SDM yang keliru akan membuat SDM hanya sekedar menjadi beban ekonomi.

Pada dasarnya, modal pembangunan, dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yakni modal manusia dan modal non manusia (uang, peralatan, barang, manajemen dan informasi). Mo dal non-manusia tentu penting sekali, tetapi modal manusia lebih penting, jika tidak bisa disebut yang terpenting.

Manusia sebagai modal ekonomi, merupakan renewable re sources. Ia dapat berkembang, ingin berkembang dan mampu berkembang melalui pendidikan, pelatihan, pengalaman dan persaingan —bukan dalam arti komparatif saja, tetapi kompetitif. Manusia merupakan sumber daya ekonomi yang terpenting karena ia sekaligus pemikir, penggerak dan pelaksana pembangunan. Hancurnya perekonomian Indonesia dilanda krisis ekonomi berkepanjangan — yang juga sudah merambah ke bidang-bidang lain — pada satu sisi bisa membuktikan lemahnya SDM kita.

Sekarang pertanyaannya, bagaimanakah cara kita memberdayakan atau menjadikan SDM kita menjadi handal?

Dalam konteks ini, kumpulan presentasi dan tulisan Eddie Lembong merupakan sumbangan pemikiran dalam rangka pengem bangan SDM Indonesia. Walaupun tidak bersifat nasional, tetapi bagi kalangan tertentu dapat menambah wawasan, pengetahuan, informasi dan kesadaran untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi pribadinya. Kumpulan presentasi dan tulisan-tulisan nya bukan sekedar menunjukkan minatnya yang beragam, tetapi juga kepeduliannya terhadap lingkungannya — dengan jalan membagi pengetahuan, pengalaman dan hal-hal yang diketahuinya kepada orang lain.

Sebagai salah seorang sahabat dan sejawatnya, saya mengetahui keragaman minatnya mulai dari ilmu pengetahuan, profesi, dunia usaha, masalah-masalah sosial politik dan kemasyarakatan. Eddie Lembong memiliki ciri seorang manusia sukses, yakni dapat menyampaikan pesan dengan kata-kata atau bahasa yang mudah dimengerti, jelas, sistematis, mudah dipungut intisarinya, sehingga dapat memberi motivasi untuk menggerakkan seseorang. Namun di samping kemampuannya berbicara efektif, ia pun mahir menuangkannya secara tertulis. Dengan keterampilan tersebut serta dengan pengalamannya sebagai sarjana, sebagai manusia profesi, sebagai usahawan, yang ia tekuni sebagaimana dapat kita lihat dalam riwayat hidupnya, yang bersangkutan memiliki kredibilitas untuk menyajikan tulisan-tulisannya tentang aspek pembangunan SDM, tidak hanya di bidang profesi pertanian tetapi juga di bidang bisnis.

Hal inilah yang antara lain terlihat pada tulisannya tentang Kezviraswastaan, Masalah Tenaga Kerja pertanian dalam Bidang Industri, Kesiapan petani dalam Menyongsong Era Globalisasi, petani Profesional dalam Industri pertanian, dan Model Lulusan pertanian yang Dibutuhkan di Indonesia.

No comments:

Post a Comment